BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bahan Tambahan Pangan (
BTM) adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan pangan
untuk meningkatkan mutu. Contohnya adalah pengawet, pewarna, penyedap rasa dan
aroma, pemantap, antioksidan, pengemulsi, antigumpal, pemucat, pengatur
keasamaan dan pengental. Bahan tambahan pangan merupakan bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan
merupakan bagian dari bahan baku pangan, ditambahkan kedalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, baik yang mempunyai atau tidak mempunyai
nilai gizi.
Bahan pangan yang biasa
ditambahkan ke dalam bahan makanan yaitu pengatur keasamaan yang segaja
ditambhakan dengan berbagai tujuan bahan
pengawet, penegas rasa dan warna atau menyelubungi after taste yang tidak
disukai,
oleh karena itu perlunya mempelajari
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGATUR KEASAMAN
Pengatur keasaman (asidulan) merupakan senyawa
kimia yang bersifat asam dan salah satu dari bahan tambahan pangan yang sengaja
ditambahkan kedalam pangan dalam berbagai tujuan. Dapat bertindak sebagai bahan pengawet, penegas rasa
dan warna atau menyelubungi after taste yang tidak disukai. Kemudain pH rendah
buffer yang dihasilkan mempermudah proses pengolahan bahan tersebut bersifat sinergis terhadap antioksidan dalam mencegah
ketengikan dan browning. Penggunaan pengatur keasaman dalam pangan yaitu dalam memperoleh rasa yang tajam,
sebagai pengontrol pH atau pengawet.
Nilai pH suatu bahan berhubungan dengan derajat keasaman
ataupun kebasaan bahan pangan tersebut. Keadaaan yang bersifat asam mudah
dicapai dengan penambahan asam, sedangkan keadaan basa dapat dicapai dengan
penambahan basa. Dari sejumlah pengatur keasaman tersebut berikut adalah
macam-macam pengatur keasaman menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.722/MENKES/Per/IX/88:
1.
Aluminium
Amonium Sulfat
2.
Aluminium
Kalium Sulfat
3.
Alumunium
Natrium Sulfat
4.
Amonium
Bikarbonat
5.
Amonium
Hidroksida
6.
Amonium
Karbonat
7.
Asam
Adipat
8.
Asam
asetat Glassial
9.
Asam
fosfat
10.
Asam
fumarat
11.
Asam
Klorida
12.
Asam
laktat
13.
Asam
malat
14.
Asam
sitrat
15.
Asam
tartat
16.
Diamonium
fosfat
17.
Dikalium
fosfat
18.
Dinatrium
fosfat
19.
Glukono
delta lakton
20.
Kalium
Bikarbonat
21.
Kalium
hidrogen malat
22.
Kalium
hidroksida
23.
Kalium
karbonat
24.
Kalium
laktat
25.
Kalium
malat
26.
Kalium
natrium tartat
27.
Kalium
sitrat
28.
Kalium
tartat
29.
Kalsium
asetat
30.
Kalsium
hidroksida
31.
Kalsium
karbonat
32.
Kalsium
laktat
33.
Kalsium
malat
34.
Kalsium
oksida
35.
Kalsium
sitrat
36.
Magnesium
hidroksida
37.
Magnesium
karbonat
38.
Monoamonium
fosfat
39.
Mono
kalium sitrat
40.
Mono
kalsium fosfat
41.
Mono
natrium fosfat
42.
Mono
natrium sitrat
43.
Natrium
asetat
44.
Natrium
bikarbonat
45.
Natrium
fumarat
46.
Natrium
hidrogen malat
47.
Natrium
hidroksida
48.
Natrium
karbonat
49.
Natrium
laktat
50.
Natrium
malat
51.
Natrium
sitrat
52.
Natrium
tartat
53.
Trinatrium
fosfat
Tujuan Penggunaan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.722/MENKES/Per/IX/88 bahwa yang dimaksud dengan pengatur
keasaman adalah bahan tambahan pangan yang dapat mengasamkan, menetralkan, dan
mempertahankan derajat keasamaan.
Salah satu tujuan utama penambah asam pada
bahan pangan adalah untuk
memberikan rasa asam, dan mengintensifkan penerimaan rasa-rasa lain. Unsur yang
menyebabkan rasa asam adalah ion H+ atau ion hidrogenium
H3O+.
Pengelompokan pengatur keasaman ditinjau dari fungsi
pengatur keasaman tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Pengasaman
·
Asam asetat
·
Asam suksinat
·
Asam tartrat
·
Asam malat
·
Asam fumarat
·
Asam laktat
·
Asam piruvat
·
Asam sitrat
·
Asam pirofosfat
·
Asam ortofosfat
2.
Basa
·
Na-sesquikarbonat
·
Natrium bikarbonat
·
Natrium hidroksida
·
Amonium bikarbonat
3.
Penetral
·
Asam-asam lemak jenuh
·
Asam-asam lemak tak jenuh
Fungsi
penambahan penetral/pendapar adalah untuk menjaga agar pH suatu bahan menjadi
tetap. Pengatur keasaman ini biasanya digunakan di dalam bahan pangan, seperti
salad, margarine, baking powder, bir, roti, selai, jeli, natural cheese, es
krim, bahan pangan yang dikalengkan (sarden, pangan bayi, sayuran, dan
buah-buahan), dan lain-lain.
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa
kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Rumus seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial)
adalah cairan higroskopis tak
berwarna,
memiliki titik beku 16.7°C,
titik leleh pada 1 atm 16,6oC, dan titik didih pada 1atm 117,9oC.
Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam
lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.
Asam asetat adalah asam lemah monoprotikdengan
nilai pKa=4.8. Sebuah larutan 1.0 M asam
asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar
2.4.
Asam laktat merupakan asam karboksilat dengan rumus molekul C3H6O3
(CH3.CHOH.COOH). asam laktat, dikenal juga sebagai asam susu adalah senyawa
kimia penting
dalam beberapa proses biokimia.
Produksi asam laktat (lactic acid) di dalam
tubuh terjadi ketika tubuh membutuhkan energi tetapi tidak memiliki oksigen
yang cukup untuk menghasilkan energi secara aerobik. Oleh tubuh, asam laktat
akan diurai dan dibuang keluar tubuh oleh hati. Dalam air,
ia terlarut lemah dan melepas proton (H+),
membentuk ion laktat.
Asam ini juga larut dalam alkohol dan
bersifat menyerap air (higroskopik). Asam laktat dapat diproduksi dengan dua
cara yaitu secara sintesa kimia dan fermentasi karbohidrat, gula atau amilum.
Asam laktat memiliki berat molekul 90,08 dan specific gravity 1,249. Titik
didihnya 125-1400oC pada 27 kPa sedangkan titik lelehnya adalah
52,7-52,80oC. memiliki bentuk liquid, tidak memiliki warna dan
aroma. Asam laktat larut dalam air, etanol, dietil eter. Tetapi tidak larut
dalam benzene dan kloroform.
Asam malat
adalah asam hidroksi (mengandung oksigen) yang didapatkan sebagai zat seperti
sirop atau kristal dan memiliki rasa asam yang kuat namun menyenangkan. Memiliki
rumus kimia HO2CCH2CHOHCO2H. Zat ini terdapat dibanyak buah seperti dalam apel
hijau, kismis, nanas, apricot, gooseberry, raspberry, ceri, dan lemon. Contoh
produk yang menggunakan asam malat adalah permen, wine, buah kalengan, dan
minuman berkarbonasi. Asam malat bergna untuk meningkatkan produksi energy
dalam sel, meringankan gejala fibromyalgia, dan sindrom kelelahan kronis.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang
ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan).
Senyawa ini merupakan bahanpengawet yang
baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman
ringan. Rumus
kimia asam
sitrat adalah C6H8O7.
Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam
karboksilat lainnya.
Jika dipanaskan di atas 175 °C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon
dioksida danair.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada
konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemondan
limau (misalnya jeruk
nipis dan jeruk
purut). Asam
sitrat dapat pula ditambahkan pada es
krim untuk
menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak.
Dalam resep makanan, asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.
Contoh
penggunaan asam sitrat pada pembuatan selai strawberry
Siapkan buah strawberry 1 kg, hilangkan
bagian pada strawberry yang tidak diperlukan seperti daun dan sisa batang yang
masih menempel
Hancurkan buah dengan blender
Siapkan wajan dan masak bubur strawberry
dalam api sedang
Kemudian tambahkan gula pasir 700 gr,
aduk hingga rata sampai seluruh gula mencair
Setelah bubur strawberry dan gula
tercampur rata dan mulai mengental, campurkan asam sitrat 2 gr
Aduk lagi hingga benar-benar mengental.
Anggkat wajan, buang busa yang timbul dari proses pemasakan, dan selai siap
dikemas.
Asam tartrat
merupakan senyawa
organik turunan asam
askorbat, seperti asam
oksalat dan asam treonat.
Asam tartarat memiliki 4 gugus hidroksil dan
merupakan salah satu asam primer yang dijumpai pada anggur selain asam malat
dan asam
sitrat.
Persyaratan
ADI (Acceptable
Daily Intake)
untuk bahan tambahan pangan
merupakan jumlah dari bahan tersebut yang dinyaatakan dalam mg bahan per kg
berat badan yang meskipun dicerna setiap hari tetap bersifat aman dan tidak
menimbulkan gangguan pada kesehatan ataupun efek keracunan dan resiko lainnya. Harga ADI ini tidak merupakan hal yang
mutlak dapat diubah atau diperbaiki jika ada informasi baru.
Jenis
Pengatur Keasaman
|
ADI
|
Asam adipat
|
0-5
mg/kg berat badan
|
Asam asetat glacial
|
tidak
dinyatakan
|
Asam fosfat
|
0-70
mg/kg berat badan
|
Asam laktat
|
tidak
dinyatakan
|
Asam malat
|
tidak
dinyatakan
|
Asam sitrat
|
tidak
dinyatakan
|
Asam tartrat
|
0-30
mg/kg berat badan
|
Batas Maksimum Penggunaan (BMP) dari bahan tambahan
pangan (BTP) dalam hal ini mengenai penggunaan pengatur keasaman adalah batas
penggunaan maksimum yang umum untuk orang dewasa. Sedangkan untuk mendapatkan
BMP bagi konsumsi anak-anak harus dibagi dengan faktor 2,5.
Untuk
menghitung batas maksimum penggunaan bahan tambahan makanan, digunakan rumus
sebagai berikut; BMP = ADIxB x1.000 / K (mg / kg)
BMP = batas maksimum penggunaan (mg/kg)
B = berat badan (kg)
K = konsumsi makanan (gr)
BMP = batas maksimum penggunaan (mg/kg)
B = berat badan (kg)
K = konsumsi makanan (gr)
Contoh:
Hitung BMP bahan tambahan makanan yang mempunyai ADI 2 mg untuk konsumsi
makanan harian yang mengandung bahan tersebut (1 kg) dan bobot badan 60 kg ?
Jawab: BPM = ADIxB x1.000 / K (mg / kg)
= 2 x 60 x 1.000 /1.000
= 120 mg/kg
Jadi batas penggunaan maksimum bahan tambahan makanan yang mempunyai ADI 2 mg untuk 1000 gr makanan yang dikonsumsi konsumen yang berbobot 60 kg adalah 120 mg/kg. Perlu diingat bahwa semakin kecil tubuh seseorang maka semakin sedikit bahan tambahan makanan yang dapat diterima oleh tubuh.
Jawab: BPM = ADIxB x1.000 / K (mg / kg)
= 2 x 60 x 1.000 /1.000
= 120 mg/kg
Jadi batas penggunaan maksimum bahan tambahan makanan yang mempunyai ADI 2 mg untuk 1000 gr makanan yang dikonsumsi konsumen yang berbobot 60 kg adalah 120 mg/kg. Perlu diingat bahwa semakin kecil tubuh seseorang maka semakin sedikit bahan tambahan makanan yang dapat diterima oleh tubuh.
Berikut
ini adalah Batas
Maksimum Penggunaan (BMP) dari pengatur keasaman dalam produk pangan menurut Permenkes RI
No.722/MENKES/Per/IX/88 :
Nama
BTP
|
Jenis/Bahan
Pangan
|
Batas
Maksimum Penggunaan (BMP)
|
Asam asetat glasial
|
Sediaan keju olahan
|
40 g/kg, tunggal atau campuran dengan
pengasaman lain dan pengemulsi dihitung terhadap bahan anhidrat
|
Asam laktat
|
Pangan pelengkap serealia
|
15 g/kg, bahan kering
|
Pangan bayi kalengan
|
2 g/kg
|
|
Sediaan keju olahan
|
40 g/kg, tunggal atau campuran dengan
pengasaman lain dan pengemulsi dihitung terhadap bahan anhidrat
|
|
Pasta tomat
|
Secukupnya sehingga pH tidak lebih
dari 4,3
|
|
Buah zaitun
|
15 g/kg
|
|
Jam dan jeli marmalad
|
Secukupnya, hingga pH antara 2,8 dan
3,5
|
|
Asam malat
|
Jam dan jeli marmalad
|
Secukupnya, hingga pH antara 2,8 dan
3,5
|
Pasta tomat
|
34 g/l
|
|
Sari buah anggur; pekatan sari buah anggur
|
Secukupnya, hingga pH tidak lebih dari
4,3
|
|
Asam sitrat
|
Pangan pelengkap serealia
|
25 g/hg, bahan kering
|
Pangan bayi kalengan
|
15 g/kg
|
|
Cokelat; cokelat bubuk dan campuran
cokelat dengan gula
|
5 g/kg, tunggal atau campuran dengan
asam tartrat
|
|
Sediaan keju olahan
|
40 g/kg, tunggal atau campuran dengan
pengasaman lain dan pengemulsi dihitung terhadap bahan anhidrat
|
|
Buah zaitun
|
15 g/kg
|
|
Pasta tomat
|
Secukupnya, hingga pH tidak lebih
kurang 4,3
|
|
Jam dan jeli marmalad
|
Secukupnya, hingga pH antara 2,8 dan
3,5
|
|
Asam tartrat
|
Jam dan jeli marmalad
|
3 g/kg, tunggal atau campuran dengan
asam fumarat dan garamnya, dihitung sebagai asam untuk mengatur pH antara 2,8
dan 3,5
|
Cokelat; cokelat bubuk dan campuran
cokelat dengan gula
|
5 g/kg, tunggal atau campuran dengan
asam sitrat
|
|
Kaldu
|
250 g/kg, produk siap dikonsumsi
|
|
Es krim
|
1 g/kg
|
EFEK TERHADAP KESEHATAN
Pada
umumnya, semua bahan kimia jika dipakai dalam jumlah berlebihan akan bersifat
racun, baik pada hewan maupun pada manusia. Beberapa bahan asam sifatnya sangat
korosif, sehingga pada saat masuk ke mulut akan terasa panas yang membakar
disertai dengan rasa sakit yang tidak terhingga. Gejala racun dari asam adalah
1. Korosif
pada selaput lender mulut, kerongkongan, disertai dengan sakit, dan sukar
menelan. Dapat menyebabkan jaringan mati dan perubahan warna dari putih menjadi
kelabu kemudian menghitam.
2. Sakit
di daerah lambung.
3. Luka
yang bergelembung. Gelembung yang terjadi pada kulit dapat pecah dan terjadi
peradangan.
Basa
juga dapat memberi sifat korosif pada jaringan. Bahan tersebut dapat mempunyai
sifat melarutkan protein dan mempunyai kemampuan menarik air dari jaringan
sel-sel tubuh sehingga jaringan menjadi lunak, bergelembung, dan warnanya
menjadi kecokelatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2010., http://konsultansi-agroindustri.blogspot.com/2010/06/pengatur-keasaman.html (dikases tanggal 11-05-2014).
Anonim,
2012., http://calysadly.blogspot.com/2012/02/bahan-tambahan-pangan.html
(diakses tanggal 11-05-2014)
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/1988. Bahan Tambahan Pangan.
Wisnu Cahyadi. 2012. Analisis Dan
Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar